Postingan

Harapan Megawati Agar Sejarah 1965 Diluruskan, Logis!

Gambar
  Jakarta, Gesuri.id  - Persaudaraan Alumni (PA) 212 meminta PDI Perjuangan dibubarkan sebagai buntut pernyataan dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang ingin sejarah 1965 diluruskan.  Politikus PDI Perjuangan Trimedya Pandjaitan mengatakan permintaan Ketua Umum Megawati logis karena pada masa Orde Baru ada bagian sejarah yang menurutnya dimanipulasi. Dia melihat ada peran Sukarno, yang juga ayah Megawati, sebagai proklamator yang dikerdilkan. "Apa yang disampaikan Bu Mega itu kan logis. Itu menurut Ibu yang sebagai darah daging Bung Karno itu minta diluruskan, dan itu sebagai sesuatu yang fair. Toh juga di dalam buku-buku sejarah zaman saya SD dulu kan juga jelas bagaimana peran Bung Karno dalam membangun negara ini. Tapi kan pada saat era Soeharto banyak yang dimanipulasi," kata Trimedya, di Jakarta, Rabu (25/11). BACA SELENGKAPNYA DISINI..!!!

APK Dicoret Tulisan PKI, Banteng Bandung Lapor Bawaslu

Gambar
  Bandung, Gesuri.id  - Badan Bantuan Hukum DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bandung melaporkan perusakan alat peraga kampanye (APK) dari pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bandung nomor urut 2 Yena Iskandar Ma’soem-Atep ke Bawaslu Kabupaten Bandung di Soreang, Kamis (19/11/20). Kepala Badan Bantuan Hukum PDI Perjuangan Kabupaten Bandung, Rian Irawan mengatakan pelaporan perusakan APK Paslon Dahsyat harus dilakukan karena menjadi persoalan serius menyangkut harkat martabat partainya. “Pencoretan APK dengan tulisan PKI oleh oknum tidak bertanggungjawab ini sangat di luar batas karena sudah merupakan fitnah keji. Kami berharap Bawaslu bisa mengusutnya hingga tuntas dan ditemukan pelakunya,” kata Rian dalam rilisnya, Kamis (19/11). Baca Selengkapnya Disini..!!

Idris Diyakini Keok di Pilkada Depok

Gambar
  Depok, Gesuri.id  - Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Depok, Ikravany Hilman menegaskan bahwa kesempatan menang dalam pertarungan pilkada 2020 nanti mencapai angka 70 persen. Hal tersebut di dasari oleh tingginya Swing Voters, terutama para pemilih pemula atau pemilih milenial yang menginginkan adanya perubahan. “Bukan angkanya tetapi kesempatan menangnya mencapai 70 persen dan ternyata yang menginginkan incumbent di lanjut itu hanya 50 persen. Tentu ini sangat menyedihkan bagi mereka, karena ini mirip dengan beberapa kejadian dimana angka kapabilitasnya tinggi tetapi angka lainnya menyatakan bahwa incumbent bisa di kalahkan dan ini yang membuat kita tancap gas,” kata Ikravany Hilman. Bahkan dirinya mengatakan bahwa pilkada tahun ini berbeda dengan tahun-tahun lalu dimana tahun ini koalisi partai jauh lebih solid. Baca Selengkapnya Disini..!!